Rabu, 20 Februari 2013

Keterkaitan Bahasa Terhadap Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini



KETERKAITAN BAHASA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Studi Pada Pendidikan Anak Usia Dini TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin Tlogosari – Pedurungan – Semarang

Disusun untuk memenuhi tugas individu (Ujian Tengah Semester)
Mata Kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu : Arisul Ulumuddin, S.Pd., M.Pd.








Oleh:
ARDI SETIYAWAN
NPM 10410022
Kelas 5A



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012

KETERKAITAN BAHASA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Studi Pada Pendidikan Anak Usia Dini TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin Tlogosari – Pedurungan – Semarang

Oleh:
Ardi Setiyawan
Semester 5A Prodi PBSI-FPBS-IKIP PGRI Semarang
Jalan Sidodadi Timur Nomor 24, Semarang
Pos-el: ardi_setiawan89@yahoo.com

ABSTRAK

Bahasa adalah budaya. Ini yang selama ini menjadi sorotan masyarakat, bahasa merupakan ciri dari budaya suatu daerah atau personal yang ada dalam diri seseorang. Berbahasa dengan baik, baik pula kepribadian dan pendidikan sesorang. Lalu bagaimana jika budaya salah satu masyarakat menjadi suatu hal yang sulit diterima masyarakat, bisa jadi karena salah satu faktor yaitu bahasa yang kurang tepat, dan itu bisa saja terjadi pada anak didik kita, jika tidak ditanamkan dari awal pentingnya ketepatan bahasa maka akan besar pengaruhnya terhadap budaya mereka dan pendidikannya kedepan. Pendidikan sebagai tumpuan pembentukan mental anak, haruslah dirancang sesuai kebutuhan kejiwaannya. Penanaman nilai dalam suatu pendidikan harus diterapkan, Pentingnya pendidikan karakter yang memasukkan unsur nilai penting seperti budi pekerti, pengetahuan, tindakan, dan semua itu dilakukan dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Pada anak usia dini dianggap sebagai suatu hal penting. Penanaman sejak dini memberikan dampak besar bagi anak kedepannya, dengan harapan mental dan sikap anak cukup baik dalam menghadapai tantangan hidup.
Kata Kunci: Bahasa, Pendidikan Karakter.


ABSTRACT

Language is culture. This is what has been the spotlight of society, language is a hallmark of the culture of a region or a personal present in person. Speak, good education and a person's personality anyway. So what if one of the cultural community becomes a difficult thing accepted by society, it could be because one of the factors is the lack of proper language, and it can happen to our students, if not implanted from the beginning the importance of language acquisition it will be a great influence on their culture and education forward. Education as pedestal formation of the child's mental, mental state must be designed according to the needs. Investment in an educational value to be applied, the importance of character education incorporate important values ​​such as character, knowledge, action, and all of it done with a high level of awareness. In early childhood is considered as important. Planting early adverse impact on the child in the future, the hope and the mental attitude of the child well enough to face the challenges of life.
Key Words: Language, Character Education.
A.    PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat komunikasi tapi bahasa anak usiadini tidak banyak orang mengerti. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antaranak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Orang tua sering dihadapkan pada masalah kemampuan menggunakan bahasa pada buah hatinya. tiba-tiba saja mereka mengatakan hal kasar, memaki, memarahi dan sebagainya. padahal kita merasa tidak mengajarkan bahasa seperti itu.Jika kita telusuri lebih jauh ternyata bahasa merupakan media untuk mentrasfer pemikiran yang ada di dalam otak kita.
Dengan kemampuan berbahasa yang baik, semua ilmu yang kita berikan akan terkomunikasikan dengan baik. Yang tidak kalah penting untuk membangun kecerdasan berbahasa yang baik adalah dengan membuat kurikulum berbahasa pada anak. Kurikulum ini membahas tentang aktivitas, tujuan, dan cara penyajiannya sehingga kita dapat mengenali potensi akal pada anak, perkembangan indera pada anak, dan cara menstimulasi serta pengoptimalannya dalam menyerap kejadian disekitarnya.
Sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter pribadi anak (character building), karenanya disini peran dan kontribusi guru sangat dominan. Sebagai suatu lembaga, sekolah memiliki tanggung jawab moral bagaimana anak didik itu pintar dan cerdas sebagaimana diharapkan oleh orang tuanya. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik anak, sehingga anak tidak hanya memiliki kecerdasan kogntif, tetapi juga memiliki karakter yang baik. Ini merupakan tujuan dari pendidikan, yaitu menciptakan keluaran kesejahteraan lahir dan batin, terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, sejahtera lahir dan batin, terampil dan memiliki jiwa kebangsaan.
Tujuan pendidikan di atas menunjukkan bahwa budi pekerti merupakan salah satu sifat yang diharapkan dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu budi pekerti sedini mungkin sudah diperkenalkan pada anak didik untuk menghasilkan sumber daya yang bermutu sesuai dengan tujuan pendidikan. Budi pekerti lebih menitikberatkan pada watak, perangai, perilaku atau dengan kata lain tata krama dan etika. Jadi, pendidikan budi pekerti secara sederhana diartikan sebagai penanaman nilai-nilai akhlak, tata krama, bagaimana berperilaku yang baik kepada seseorang. Pada perkembangannya, pendidikan budi pekerti tidak lagi cukup untuk membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik. Dibutuhkan pendidikan budi pekerti yang tidak hanya melibatkan relasi sosial anak, tetapi juga melibatkan pengetahuan, perasaan dan perilaku anak yang berada dalam ranah pendidikan karakter.
Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan guru, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
Semakin meningkatnya perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini, disatu sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan. Akan tetapi, disisi lain, seringkali orangtua dan pendidik juga masih memiliki pandangan yang kurang tepat dan sempit tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis, menghitung, dan mengasah kreativitas.
Pada dasarnya setiap orang tua mendambakan anak-anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak-anak yang unggul dan tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Namun perlu disadari bahwa generasi unggul semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat tumbuh optimal sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berperilaku baik. Dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang amat penting.
Suasana penuh kasih sayang mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, semua sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa yang akan datang.
Pada era globalisasi tidak jarang kehadiran seorang anak justru menimbulkan berbagai masalah dalam suatu keluarga. Berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik menginformasikan kasus-kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh anak-anak seperti narkoba, penyimpangan seksual bahkan pembunuhan.

B.     METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi langsung yaitu mengamati perilaku dan wawancara dengan anak di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin, Desa Tlogosari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Selain itu data juga dikumpulkan melalui wawancara dengan guru di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsininyang setiap hari melihat perkembangan anak-anak dikelasnya. Data salah satu siswa yang diobervasi sebagai berikut:
Nama                               : Shella Yuflikha
Tempat, Tanggal Lahir    : Semarang, 21 Februari 2007
Alamat                             : Jalan Malangsari I RT 04 RW VII Tlogosari Kulon
Nama Orang Tua             : Harun Nawawi – Nurul Hidayati

C.    HASIL DAN PEMBAHASAN
TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsininmerupakan institusi pendidikan anak usia dini yang mengembangkan lingkungan pendidikan karakter. Observasi yang dilakukan di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin, menunjukkan hasil sebagai berikut:
Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa sebagai dasar kemampuan seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan yang lain. Pendidik perlu menerapkan ide-ide yang dimilikinya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, memberikan contoh penggunaan bahasa dengan benar, menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara aktif. Anak terus perlu dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang dimilikinya.
Kegiatan nyata yang dilakukan TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin yang diperkuat dengan komunikasi akan terus meningkatkan kemampuan bahasa anak. Lebih dari itu, anakditempatkan di posisi yang terutama, sebagai pusat pembelajaran yang perlu dikembangkan potensinya. Anak belajar bahasa perlu menggunakan berbagai strategi misalnya dengan permainan-permainan menyenangkan yang bertujuan mengembangkan bahasa anak dan penggunaan media-media yang beragam yang mendukung pembelajaran bahasa. Anak akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam meningkatkan kemampuan berbahasa.

Membangun Karakter Anak Usia Dini
Membangun karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang anak terbiasa untuk berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. Sebagai contoh, seorang anak yang terbiasa makan tiga kali sehari, akan merasa tidak enak bila makan hanya dua kali sehari. Dengan demikian, kebiasaan baik yang sudah menjadi instink, otomatis akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman bila tidak melakukan kebiasaan baik tersebut.
Pendidikan karakter bagi anak adalah solusi yang mujarab yang dapat diharapkan akan mengubah prilaku negatif ke positif. Pertama kurangi jumlah mata pelajaran berbasis kognitif dalam kurikulum-kurikulum pendidikan anak usia dini. Pendidikan intelektual (kognitif) yang berlebihan akan memicu pada ketidakseimbang-an aspek-asepk perkembangannya.
Kedua, setelah dikurangi beberapa pelajaran kognitif, tambahkan materi pendidikan karakter. Materi pendidikan karakter tidak identik dengan mengasahkan kemampuan kognitif, tetapi pendidikan ini adalah mengarahkan pengasahan kemampuan afektif. Metode pembelajaran karakter ini dilakukan dengan cerita-cerita keteladan seperti kisah-kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat-sahabat nabi, pahlawan-pahlawan Islam, dunia, nasional ataupun lokal. Cara lain yang dianggap baik dilakukan adalah dengan contextual learning, yaitu dalam setiap pembelajaran anak-anak diberikan contoh kegiatan yang baik dengan langsung diperlihatkan dalam tindakan-tindakan seluruh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan.
Membangun karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang mempunyai peran penting yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas.
Pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan.
Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Tujuan TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsininmengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukannya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup. Membangun karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua anak menunjukan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting.

Peran Guru dalam Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini
Pengembangan karakter anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama dari orangtua. Anak belajar untuk mengenal nilai-nilai dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dilingkungannya tersebut. Dalam pengembangan karakter anak, peranan orangtua dan guru sangatlah penting, terutama pada waktu anak usia dini.
Berbagai bentuk kejahatan dan tindakan tidak bermoral dikalangan anak menunjukan bahwa anak didik kita belum memiliki karakter yang baik. Hal ini perlunya pengembangan karakter yang sesuai dengan anak, yang tidak sekedar pengetahuan, dan doktrinasi, tetapi lebih menjangkau dalam wilayah emosi anak.
Upaya yang dilakukan oleh guruTK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin dan orangtua dalam membangun karakter anak usia dini adalah:
1.   Memperlakukan anak sesuai dengan karakteristik anak.
2.   Memenuhi kebutuhan dasar anak antara lain kebutuhan kasih sayang, pemberian makanan yang bergizi.
3.   Pola pendidikan guru dengan orangtua yang dilaksanakan baik dirumah dan di sekolah saling berkaitan.
4.   Berikan dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan tingkah laku terpuji.
5.   Berikan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia perkembangannya.
6.   Bersikap tegas, konsisten dan bertanggungjawab.
Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dapat terwujud jika anak tumbuh dilingkungan yang berkarakter, fitrah anak yang terlahir suci dapat dikembangakan secara optimal, ini memerlukan peran serta semua pihak keluarga, sekolah dan seluruh komponen yang ada dalam masyarakat contoh lembaga keagamaan, perkumpulan olahraga, komunitas bisnis dan lain-lain. Oleh karena itu pendidikan karakter disekolah terutama usia TK juga perlu dilakukan tentunya sesuai dengan tahap perkembangan umur anak.
Karakter suatu bangsa merupakan aspek penting yang mempengaruhi pada perkembangan sosial-ekonomi. Kualitas karakter yang tinggi dari masyarakat tentunya akan menumbuhkan keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas bangsa. Pengembangan karakter yang terbaik adalah jika dimulai sejak usia dini. Sebuah ungkapan yang dipercaya secara luas menyatakan “jika kita gagal menjadi orang baik di usia dini, di usia dewasa kita akan menjadi orang yang bermasalah atau orang jahat”.
Sudah terbukti bahwa periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sebelum usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak.
Hasil observasi menunjukkan bahwa anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan pra-sekolah mempunyai kemampuan yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak masuk ke TK, terutama dalam kemampuan akademik, kreativitas, inisiatif, motivasi, dan kemampuan sosialnya. Anak-anak yang tidak mampu masuk ke TK umumnya akan mendaftar ke SD dalam usia sangat muda, yaitu 5 tahun. Hal ini akan membahayakan, karena mereka belum siap secara mental dan psikologis, sehingga dapat membuat mereka merasa tidak mampu, rendah diri, dan dapat membunuh kecintaan mereka untuk belajar.
Dengan demikian sebuah program penanganan masalah ini dibutuhkan untuk mempersiapkan anak dengan berbagai pengalaman penting dalam pendidikan prasekolah. Adalah hal yang sangat penting untuk menggerakkan masyarakat di daerah untuk mulai memasukkan anaknya ke prasekolah dan mengembangkan lingkungan bersahabat dengan TK lainnya untuk bersama-sama melakukan pendidikan karakter.

D.       PENUTUP
Setelah membaca dan memahami serta menganalisis Pengaruh dan keterkaitan bahasa terhadap pendidikan karakter di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinindapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Bahasa merupakan suatu hal yang dianggap perlu untuk dilaksanakan pada lingkungan pendidikan, karena Pemerolehan bahasa dikaitkan dengan penguasaan sesuatu bahasa tanpa disadari atau dipelajari secara langsung yaitu tanpa melalui pendidikan secara formal untuk mempelajarinya, sebaliknya memperolehnya dari bahasa yang dituturkan oleh ahli masyarakat di sekitarnya.
2.      Bahasa diberikan pada lingkungan pendidikan, dan dimulai dari usia anak anak, sehingga penanaman nilai nilai yang diberikan sejak anak anak dinilai lebih maksimal dari pada diberikan pada usia dewasa.

Dari esai artikel ini, harapan untuk selalu memberikan pendidikan berbasis karakter melalui pengajaran bahasa agar terus ditingkakan dan dijadikan suatu rutinitas dalam segala lingkungan pendidikan. Karena terselenggaranya pendidikan di tiga lingkungan sangat memungkinkan penggunaan bahasa memiliki pengaruh yang besar.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Dari cerminan tersebut perlunya pengajaran bahasa dan kaitannya dengan pendidikan dinilai mampu memberikan hal positif dalam pembentukan karakter seseorang melalui pendidikan berbasis karakter.
Mempelajari dan mengembangkan bahasa dalam pendidikan sangatlah perlu ditingkatkan, oleh sebab itu kita sebagai pemerhati pendidikan mempunyai peran penting dalam menanamkan nilai nilai positif serta pembentukan karakter seseorang melalui bahasa yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kartika, Cahaya Pheni. 2011. Makalah Pengaruh dan Keterkaitan Bahasa Terhadap Pendidikan Karakter.http://kartika0207.blogspot.com/2011/01/makalah-pengaruh-dan-keterkaitan-bahasa.html. (Diakses pada 14 November 2012)
Muhyidin, Muhammad. 2007. Bahasa dan Kecerdasan Bayi. Nidia Pustaka: Yogyakarta.
Setyawati, Rini. 2011. Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Anak Usia Dini.http://blog.tp.ac.id/peranan-keluarga-dan-lingkungan-pendidikan-anak-usia-dini. (Diakses pada 14 November 2012)

RPP_Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan



SMA KELAS XII SEMESTER 2
KD 13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Pembelajaran Apresiasi Drama
Dosen Pengampu : Ahmad Ripai, S.Pd.









Disusun oleh:
1.     Ardi Setiyawan                        NPM 10410022
2.     Salis Aisatul Amanati              NPM 10410023
Kelas 5A




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                    : SMA ...............
Mata Pelajaran         : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester         : XII IPA-IPS / 2
Alokasi Waktu         : 20 menit  (1 pertemuan)

         I.          Standar Kompetensi
Mendengarkan
13. Memahami pembacaan teks drama

      II.          Kompetensi Dasar    
13.1.    Menemukan unsur–unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan

   III.          Indikator                   
1.    Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan
2.    Mendiskusikan unsur intrinsik teks drama yang didengar

   IV.          Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini  Peserta didik dapat :
Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan    

      V.          Materi Pokok
1.        Teks drama baca
2.        Unsur-unsur intrinsik : tema, penokohan, latar, alur, amanat
                                                                                      
   VI.          Metode Pembelajaran 
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
3.      Diskusi
4.      Penugasan
VII.          Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Karakter
1.



Kegiatan Awal
1.    Guru mengucapkan salam sebelum memulai kegiatan pembelajaran, dilanjutkan dengan doa.
2.    Guru menanyakan kehadiran peserta didik.
3.    Guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dicapai dan materi pembelajaran yang akan dibahas.

5 menit




Religius

Disiplin
2.
Kegiatan Inti
A.      Eksplorasi
1.     Guru menyiapkan konsentrasi peserta didik untuk mendengarkan pembacaan drama dan difokuskan pada  unsur intrinsik  yang akan dibahas
2.    Peserta didik menyimak pembacaan teks drama yang dilakukan oleh beberapa peserta didik yang ditunjuk Guru.
B.       Elaborasi
1.    Peserta didik berdiskusi kelompok untuk  mengungkap unsur intrinsik yang ada dalam drama yang didengarkan.
2.    Guru mengamati kinerja peserta didik dalam mengikuti diskusi kelompok dan membuat catatan penilaian
3.    Secara bergiliran, setiap kelompok ke depan kelas untuk mempresentasikan  hasil diskusinya. Kelompok lain diwajibkan untuk memberikan tanggapan kritis atas isi presentasi.
C.      Konfirmasi
1.     Guru memberikan ulasan dan komentar terhadap  hasil presentasi  semua kelompok.
2.     Salah satu peserta didik menyampaikan simpulan hasil pembelajaran materi tentang unsur intrinsik teks drama

10 menit




















Percaya diri



Kerja sama



Menghargai pendapat


3.
Kegiatan Akhir (Penutup)
1.    Guru menyampaikan tugas mandiri untuk menyaksikan suatu cerita sinetron/drama di radio atau televisi  dan mengungkap unsur-unsur intrinsiknya.
2.    Guru mengucapkan salam kepada peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab salam.

5 menit


Komunikatif


VIII.  Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1.        Visual             :  Teks drama (buku kumpulan drama)
Mafrukhi, dkk. 2007. Buku teks Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XII. Penerbit: Erlangga.
2.        Audio visual   :  Video cuplikan drama/sinetron tv/film yang sedang digemari

IX.   Penilaian

Indikator
Teknik
Bentuk
Instrumen
1.   Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan
2.   Mendiskusikan unsur intrinsik teks drama yang didengar

Tes tulis



Tes lisan
Tes uraian
1.   Temukan unsur–unsur intrinsik drama yang anda dengar melalui pembacaan teman anda! (teks drama tersedia)
2.   Diskusikan isi teks drama yang anda dengar!

Semarang,               2012
Mengetahui,                                                                                   
Kepala SMA ............... ,                                         Guru Mata Pelajaran,


Ahmad Ripai, S.Pd., M.Pd.                                    Ardi Setiyawan
NIP                                                                         NIP

Lampiran 1

Unsur Intrinsik Drama
1.        Tema
Merupakan gagasan / ide pokok yang terkandung dalam drama.

2.        Alur (plot)
Alur adalah rangkaian peristiwa/jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian.
     Macam-macam Alur :
a.     Alur mundur: jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu
b.    Alur maju: jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini
c.     Alur gabungan/campuran: gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama-sama.
     Unsur-unsur plot meliputi:
a.       Exposition atau pelukisan awal cerita
b.      Komplikasi atau pertikaian awal
c.       Klimaks atau titik puncak cerita
d.      Resolusi atau penyelesaian
e.       Keputusan

3.        Latar (setting)
Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Latar / setting adalah bagian yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan menjelaskan kapan cerita itu berlaku.
Macam-macam setting :
a.    Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan.
b.    Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari.
c.    Suasana : sedih, senang, tegang.

4.        Amanat
adalah pesan pengarang. Seorang pengarang drama –sadar atau tidak sadar– pasti menyampaikan amanat dalam karyanya itu. Pembaca cukup teliti akan dapat menangkap apa yang tersirat dibalik yang tersurat.
5.        Penokohan
Penokohan adalah Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita.
Tokoh terdiri atas :
a.     Tokoh Protagonis adalah tokoh yang memegang peranan baik.
b.    Tokoh Antagonis adalah yang merupakan penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan jahat.
c.     Tokoh Tambahan