KETERKAITAN BAHASA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Studi Pada Pendidikan Anak Usia Dini TK Islam Terpadu
Roudhlatul Muhsinin Tlogosari – Pedurungan – Semarang
Disusun
untuk memenuhi tugas individu (Ujian
Tengah Semester)
Mata
Kuliah Psikolinguistik
Dosen
Pengampu : Arisul Ulumuddin,
S.Pd., M.Pd.
Oleh:
ARDI SETIYAWAN
NPM 10410022
Kelas 5A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN
BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012
KETERKAITAN BAHASA TERHADAP
PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Studi Pada Pendidikan Anak Usia Dini TK Islam Terpadu Roudhlatul
Muhsinin Tlogosari – Pedurungan – Semarang
Oleh:
Ardi Setiyawan
Semester 5A Prodi PBSI-FPBS-IKIP PGRI Semarang
Jalan Sidodadi Timur Nomor 24, Semarang
Pos-el: ardi_setiawan89@yahoo.com
ABSTRAK
Bahasa adalah budaya. Ini yang selama ini menjadi
sorotan masyarakat, bahasa merupakan ciri dari budaya suatu daerah atau
personal yang ada dalam diri seseorang. Berbahasa dengan baik, baik pula kepribadian
dan pendidikan sesorang. Lalu bagaimana jika budaya salah satu masyarakat
menjadi suatu hal yang sulit diterima masyarakat, bisa jadi karena salah satu
faktor yaitu bahasa yang kurang tepat, dan itu bisa saja terjadi pada anak
didik kita, jika tidak ditanamkan dari awal pentingnya ketepatan bahasa maka
akan besar pengaruhnya terhadap budaya mereka dan pendidikannya kedepan.
Pendidikan sebagai tumpuan pembentukan mental anak, haruslah dirancang sesuai
kebutuhan kejiwaannya. Penanaman nilai dalam suatu pendidikan harus diterapkan,
Pentingnya pendidikan karakter yang memasukkan unsur nilai penting seperti budi
pekerti, pengetahuan, tindakan, dan semua itu dilakukan dengan tingkat
kesadaran yang tinggi. Pada anak usia dini dianggap sebagai suatu hal penting.
Penanaman sejak dini memberikan dampak besar bagi anak kedepannya, dengan
harapan mental dan sikap anak cukup baik dalam menghadapai tantangan hidup.
Kata Kunci: Bahasa, Pendidikan Karakter.
ABSTRACT
Language is
culture. This is what has been the spotlight of society, language is a hallmark
of the culture of a region or a personal present in person. Speak, good
education and a person's personality anyway. So what if one of the cultural
community becomes a difficult thing accepted by society, it could be because
one of the factors is the lack of proper language, and it can happen to our
students, if not implanted from the beginning the importance of language
acquisition it will be a great influence on their culture and education
forward. Education as pedestal formation of the child's mental, mental state
must be designed according to the needs. Investment in an educational value to
be applied, the importance of character education incorporate important values
such as character, knowledge, action, and all of it done with a high level of
awareness. In early childhood is considered as important. Planting early
adverse impact on the child in the future, the hope and the mental attitude of
the child well enough to face the challenges of life.
Key Words: Language,
Character Education.
A. PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi tapi bahasa anak usiadini tidak banyak orang mengerti. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting
bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat
mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain.
Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan
penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh
anak. Komunikasi antaranak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga
anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap
sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak
berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Orang tua sering dihadapkan pada
masalah kemampuan menggunakan bahasa pada buah hatinya. tiba-tiba saja mereka
mengatakan hal kasar, memaki, memarahi dan sebagainya. padahal kita merasa
tidak mengajarkan bahasa seperti itu.Jika kita telusuri lebih jauh ternyata
bahasa merupakan media untuk mentrasfer pemikiran yang ada di dalam otak kita.
Dengan kemampuan berbahasa yang baik,
semua ilmu yang kita berikan akan terkomunikasikan dengan baik. Yang tidak
kalah penting untuk membangun kecerdasan berbahasa yang baik adalah dengan
membuat kurikulum berbahasa pada anak. Kurikulum ini membahas tentang
aktivitas, tujuan, dan cara penyajiannya sehingga kita dapat mengenali potensi
akal pada anak, perkembangan indera pada anak, dan cara menstimulasi serta
pengoptimalannya dalam menyerap kejadian disekitarnya.
Sekolah
adalah salah satu lembaga yang bertanggungjawab terhadap pembentukan karakter
pribadi anak (character building),
karenanya disini peran dan kontribusi guru sangat dominan. Sebagai suatu
lembaga, sekolah memiliki tanggung jawab moral bagaimana anak didik itu pintar
dan cerdas sebagaimana diharapkan oleh orang tuanya. Tugas seorang guru tidak
hanya mengajar, tetapi juga mendidik anak, sehingga anak tidak hanya memiliki
kecerdasan kogntif, tetapi juga memiliki karakter yang baik. Ini merupakan
tujuan dari pendidikan, yaitu menciptakan keluaran kesejahteraan lahir dan
batin, terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, sejahtera lahir dan batin, terampil
dan memiliki jiwa kebangsaan.
Tujuan
pendidikan di atas menunjukkan bahwa budi pekerti merupakan salah satu sifat
yang diharapkan dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu budi
pekerti sedini mungkin sudah diperkenalkan pada anak didik untuk menghasilkan sumber
daya yang bermutu sesuai dengan tujuan pendidikan. Budi pekerti lebih
menitikberatkan pada watak, perangai, perilaku atau dengan kata lain tata krama
dan etika. Jadi, pendidikan budi pekerti secara sederhana diartikan sebagai
penanaman nilai-nilai akhlak, tata krama, bagaimana berperilaku yang baik
kepada seseorang. Pada perkembangannya, pendidikan budi pekerti tidak lagi
cukup untuk membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik.
Dibutuhkan pendidikan budi pekerti yang tidak hanya melibatkan relasi sosial
anak, tetapi juga melibatkan pengetahuan, perasaan dan perilaku anak yang
berada dalam ranah pendidikan karakter.
Membangun
karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan guru, harapannya
agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
Semakin
meningkatnya perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan anak usia
dini, disatu sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan. Akan tetapi, disisi
lain, seringkali orangtua dan pendidik juga masih memiliki pandangan yang
kurang tepat dan sempit tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada
anak usia dini, yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca, menulis,
menghitung, dan mengasah kreativitas.
Pada dasarnya
setiap orang tua mendambakan anak-anak yang cerdas dan berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka kelak akan menjadi anak-anak yang
unggul dan tangguh menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Namun perlu
disadari bahwa generasi unggul semacam demikian ini tidak akan tumbuh dengan
sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan
untuk itu, yang memungkinkan potensi anak-anak itu dapat tumbuh optimal
sehingga menjadi lebih sehat, cerdas dan berperilaku baik. Dalam hal ini orang
tua mempunyai peran yang amat penting.
Suasana penuh
kasih sayang mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak,
memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik
secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, semua
sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa
yang akan datang.
Pada era
globalisasi tidak jarang kehadiran seorang anak justru menimbulkan berbagai
masalah dalam suatu keluarga. Berbagai media massa, baik media cetak maupun
elektronik menginformasikan kasus-kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh
anak-anak seperti narkoba, penyimpangan seksual bahkan pembunuhan.
B.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode observasi langsung yaitu mengamati perilaku
dan wawancara dengan anak di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin, Desa Tlogosari,
Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Selain itu data
juga dikumpulkan melalui wawancara dengan guru di TK Islam Terpadu Roudhlatul
Muhsininyang setiap hari melihat perkembangan anak-anak dikelasnya. Data salah
satu siswa yang diobervasi sebagai berikut:
Nama : Shella Yuflikha
Tempat, Tanggal
Lahir : Semarang, 21 Februari 2007
Alamat : Jalan Malangsari
I RT 04 RW VII Tlogosari Kulon
Nama Orang Tua : Harun Nawawi – Nurul Hidayati
C.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
TK Islam
Terpadu Roudhlatul Muhsininmerupakan institusi pendidikan anak usia dini yang
mengembangkan lingkungan pendidikan karakter. Observasi yang dilakukan di TK Islam Terpadu
Roudhlatul Muhsinin, menunjukkan hasil sebagai berikut:
Perkembangan bahasa pada
anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa sebagai dasar kemampuan
seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan yang lain. Pendidik
perlu menerapkan ide-ide yang dimilikinya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
anak, memberikan contoh penggunaan bahasa dengan benar, menstimulasi
perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara aktif. Anak terus perlu
dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang
dimilikinya.
Kegiatan nyata
yang dilakukan TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin yang diperkuat dengan
komunikasi akan terus meningkatkan kemampuan bahasa anak. Lebih dari itu, anakditempatkan
di posisi yang terutama, sebagai pusat pembelajaran yang perlu dikembangkan
potensinya. Anak belajar bahasa perlu menggunakan berbagai strategi misalnya
dengan permainan-permainan menyenangkan yang bertujuan
mengembangkan bahasa anak dan penggunaan media-media yang beragam yang
mendukung pembelajaran bahasa. Anak akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa.
Membangun Karakter Anak Usia Dini
Membangun
karakter terhadap anak hendaknya menjadikan seorang anak terbiasa untuk
berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau
tidak melakukannya. Sebagai contoh, seorang anak yang terbiasa makan tiga kali
sehari, akan merasa tidak enak bila makan hanya dua kali sehari. Dengan
demikian, kebiasaan baik yang sudah menjadi instink, otomatis akan membuat
seorang anak merasa kurang nyaman bila tidak melakukan kebiasaan baik tersebut.
Pendidikan
karakter bagi anak adalah solusi yang mujarab yang dapat diharapkan akan
mengubah prilaku negatif ke positif. Pertama kurangi jumlah mata pelajaran
berbasis kognitif dalam kurikulum-kurikulum pendidikan anak usia dini.
Pendidikan intelektual (kognitif) yang berlebihan akan memicu pada
ketidakseimbang-an aspek-asepk perkembangannya.
Kedua, setelah
dikurangi beberapa pelajaran kognitif, tambahkan materi pendidikan karakter.
Materi pendidikan karakter tidak identik dengan mengasahkan kemampuan kognitif,
tetapi pendidikan ini adalah mengarahkan pengasahan kemampuan afektif. Metode
pembelajaran karakter ini dilakukan dengan cerita-cerita keteladan seperti
kisah-kisah keteladan Nabi-nabi, sahabat-sahabat nabi, pahlawan-pahlawan Islam,
dunia, nasional ataupun lokal. Cara lain yang dianggap baik dilakukan adalah
dengan contextual learning, yaitu dalam setiap pembelajaran anak-anak diberikan
contoh kegiatan yang baik dengan langsung diperlihatkan dalam tindakan-tindakan
seluruh pendidik dalam suatu lembaga pendidikan.
Membangun
karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak, akan
tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang
berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa
berkembang optimal. Oleh karenanya ada tiga pihak yang mempunyai peran penting
yaitu, keluarga, sekolah, dan komunitas.
Pembentukan
karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak
mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu
memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap
kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau
semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau mencuri, karena tahu
mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan.
Ketiga, anak
mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses sembilan pilar
karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta Tuhan dan
alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian;
kejujuran; hormat dan santun; kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya
diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan;
baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Tujuan TK Islam
Terpadu Roudhlatul Muhsininmengembangkan karakter adalah mendorong lahirnya
anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan
tumbuh dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang
terbaik dan melakukannya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup.
Membangun karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang
memungkinkan semua anak menunjukan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang
sangat penting.
Peran Guru dalam Pendidikan Karakter pada Anak Usia
Dini
Pengembangan karakter
anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama dari orangtua. Anak belajar
untuk mengenal nilai-nilai dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dilingkungannya tersebut. Dalam pengembangan karakter anak, peranan orangtua
dan guru sangatlah penting, terutama pada waktu anak usia dini.
Berbagai bentuk
kejahatan dan tindakan tidak bermoral dikalangan anak menunjukan bahwa anak
didik kita belum memiliki karakter yang baik. Hal ini perlunya pengembangan
karakter yang sesuai dengan anak, yang tidak sekedar pengetahuan, dan
doktrinasi, tetapi lebih menjangkau dalam wilayah emosi anak.
Upaya yang
dilakukan oleh guruTK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinin dan orangtua dalam
membangun karakter anak usia dini adalah:
1. Memperlakukan
anak sesuai dengan karakteristik anak.
2. Memenuhi
kebutuhan dasar anak antara lain kebutuhan kasih sayang, pemberian makanan yang
bergizi.
3. Pola pendidikan
guru dengan orangtua yang dilaksanakan baik dirumah dan di sekolah saling
berkaitan.
4. Berikan
dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan tingkah laku terpuji.
5. Berikan
fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia perkembangannya.
6. Bersikap tegas,
konsisten dan bertanggungjawab.
Anak akan
tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dapat terwujud jika anak tumbuh
dilingkungan yang berkarakter, fitrah anak yang terlahir suci dapat
dikembangakan secara optimal, ini memerlukan peran serta semua pihak keluarga,
sekolah dan seluruh komponen yang ada dalam masyarakat contoh lembaga
keagamaan, perkumpulan olahraga, komunitas bisnis dan lain-lain. Oleh karena
itu pendidikan karakter disekolah terutama usia TK juga perlu dilakukan
tentunya sesuai dengan tahap perkembangan umur anak.
Karakter suatu
bangsa merupakan aspek penting yang mempengaruhi pada perkembangan
sosial-ekonomi. Kualitas karakter yang tinggi dari masyarakat tentunya akan
menumbuhkan keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas bangsa.
Pengembangan karakter yang terbaik adalah jika dimulai sejak usia dini. Sebuah
ungkapan yang dipercaya secara luas menyatakan “jika kita gagal menjadi orang
baik di usia dini, di usia dewasa kita akan menjadi orang yang bermasalah atau
orang jahat”.
Sudah terbukti
bahwa periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sebelum
usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki
dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak.
Hasil observasi
menunjukkan bahwa anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan pra-sekolah
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak masuk ke
TK, terutama dalam kemampuan akademik, kreativitas, inisiatif, motivasi, dan
kemampuan sosialnya. Anak-anak yang tidak mampu masuk ke TK umumnya akan
mendaftar ke SD dalam usia sangat muda, yaitu 5 tahun. Hal ini akan
membahayakan, karena mereka belum siap secara mental dan psikologis, sehingga
dapat membuat mereka merasa tidak mampu, rendah diri, dan dapat membunuh
kecintaan mereka untuk belajar.
Dengan demikian
sebuah program penanganan masalah ini dibutuhkan untuk mempersiapkan anak
dengan berbagai pengalaman penting dalam pendidikan prasekolah. Adalah hal yang
sangat penting untuk menggerakkan masyarakat di daerah untuk mulai memasukkan
anaknya ke prasekolah dan mengembangkan lingkungan bersahabat dengan TK lainnya
untuk bersama-sama melakukan pendidikan karakter.
D.
PENUTUP
Setelah membaca
dan memahami serta menganalisis Pengaruh dan keterkaitan bahasa terhadap
pendidikan karakter di TK Islam Terpadu Roudhlatul Muhsinindapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahasa
merupakan suatu hal yang dianggap perlu untuk dilaksanakan pada lingkungan
pendidikan, karena Pemerolehan bahasa dikaitkan dengan penguasaan sesuatu
bahasa tanpa disadari atau dipelajari secara langsung yaitu tanpa melalui
pendidikan secara formal untuk mempelajarinya, sebaliknya memperolehnya dari
bahasa yang dituturkan oleh ahli masyarakat di sekitarnya.
2. Bahasa
diberikan pada lingkungan pendidikan, dan dimulai dari usia anak anak, sehingga
penanaman nilai nilai yang diberikan sejak anak anak dinilai lebih maksimal
dari pada diberikan pada usia dewasa.
Dari esai artikel ini, harapan untuk selalu
memberikan pendidikan berbasis karakter melalui pengajaran bahasa agar terus
ditingkakan dan dijadikan suatu rutinitas dalam segala lingkungan pendidikan. Karena
terselenggaranya pendidikan di tiga lingkungan sangat memungkinkan penggunaan
bahasa memiliki pengaruh yang besar.
Pendidikan anak
usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Dari cerminan tersebut perlunya
pengajaran bahasa dan kaitannya dengan pendidikan dinilai mampu memberikan hal
positif dalam pembentukan karakter seseorang melalui pendidikan berbasis
karakter.
Mempelajari dan mengembangkan bahasa
dalam pendidikan sangatlah perlu ditingkatkan, oleh sebab itu kita sebagai
pemerhati pendidikan mempunyai peran penting dalam menanamkan nilai nilai
positif serta pembentukan karakter seseorang melalui bahasa yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kartika, Cahaya Pheni. 2011. Makalah Pengaruh dan Keterkaitan Bahasa Terhadap Pendidikan Karakter.http://kartika0207.blogspot.com/2011/01/makalah-pengaruh-dan-keterkaitan-bahasa.html. (Diakses pada 14 November 2012)
Muhyidin,
Muhammad. 2007. Bahasa dan Kecerdasan
Bayi. Nidia Pustaka: Yogyakarta.
Setyawati, Rini. 2011. Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Anak Usia Dini.http://blog.tp.ac.id/peranan-keluarga-dan-lingkungan-pendidikan-anak-usia-dini. (Diakses pada 14 November
2012)