Selasa, 19 Februari 2013

Makalah_Berita



BERITA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Pembelajaran Membaca Menulis
Dosen Pengampu : Siti Fatimah, S.S., M.Hum.









Oleh:
ARDI SETIYAWAN
NPM 10410022
Kelas 5A




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2012


BERITA

A.      Pengertian
Semua orang tentu pernah mendengar kata berita dan tahu apa itu berita; tetapi bila disuruh menjelaskan apakah berita itu, tentulah agak sukar Ras Siregar (1982), yang dikenal sebagai sastrawan Indonesia, juga pernah menjadi dosen pada akademi publisistik, secara sederhana mengatakan bahwa berita adalah kejadian yang diulang dengan menggunakan kata-kata. Sering juga ditambah dengan gambar; atau hanya berupa gambar-gambar saja.
Pernyataan ini menyiratkan adanya suatu peristiwa atau kejadian di dalam masyarakat, lalu kejadian atau peristiwa itu diulangi dalam bentuk kata-kata yang disiarkan secara tertulis dalam media tulis (surat kabar, majalah, dll.), atau dalam media suara (radio, dsb.) atau juga dalam media suara dan gambar (televisi).
Kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri, dan jenis-jenisnya.
Mungkin karena terlalu sulit itulah seorang direktur sebuah institut jurnalistik di London, Tom Clarke mengatakan bahwa pada mulanya menurut suatu kisah yang diakui tidak dapat diuji kebenarannya, kata NEWS (berita) berasal dan suatu singkatan (akronim) yaitu:
N(orth) atau Utara
E(ast) atau Selatan
W(est) atau Barat
S(outh) atau Selatan
Dengan akronim tersebut Clarke ingin menggambarkan betapa berita sebagai suatu hal yang dapat memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar dari segala penjuru manusia.

B.       Jenis Berita
Kalau diamati isi surat-surat kabar biasanya memuat, antara lain:
1.      Berita utama, dan berita-berita lain;
2.      Tajuk rencana ;
3.      Artikel lepas yang ditulis orang dan luar Iingkungan jurnalistik;
4.      Iklan-iklan;
5.      Tulisan pembaca;
6.      Pojok.
Sebelum membahas tentang berita (khususnya tentang jenis berita), kita bicarakan dulu secara singkat isi yang lain. Tajuk rencana atau editorial biasanya berisi uraian komentar, dan pendapat redaksi mengenai masalah yang sangat aktual pada hari itu atau pada harihan sebelumnya. Tajuk rencana biasanya ditulis oleh ketua redaksi atau redaksi ahli dan surat kabar tersebut; dan ditulis dalam bahasa formal atau mendekati formal yang agak jauh dan ragam bahasa jurnalistik.
Artikel lepas, misalnya uraian tentang politik, perdagangan, ekonomi, agama, budaya, dan sebagainya lazimnya ditulis oleh para pakar di bidangnya yang tidak langsung bergelut dalam bidang jurnalistik. Maka ragam bahasanya juga jauh dan ciri-ciri hahasa jurnalistik.
Iklan atau advertensi pada dasarnya adalah suatu penawaran untuk menggunakan satu produk, atau mengikuti suatu layanan jasa. Iklan mempunyai corak atau ragam bahasa sendiri, yang sifatnya menarik dan mempengaruhi agar pembaca “terayu” oleh barang atau apa saja yang ditawarkan. Lebih-lebih lagi pada iklan yang disertai dengan gambar.
Tulisan pembaca biasanya berisi keluhan mengenai hal-hal yang dialami. Misalnya mengenai pelayanan angkutan umum, listrik yang sering mati, jalan-jalan yang selalu macet, dan sebagainya. Bahasa yang digunakan juga jauh dan ciri-ciri hahasa jurnalistik, kecuali kalau sudah diedit lebih dahulu oleh redaksi surat kabar itu.
Pojok biasanya berisi hal-hal yang bersifat santai dan menggunakan ragam hahasa yang jauh dan ragam jurnalistik maupun ragam bahasa formal (bahasa baku).
Bila disimak ragam hahasa dalam surat kabar kita lihat dari ragam yang paling formal (yaitu bahasa dalam tajuk rencana atau editorial) sampai yang paling tidak formal yaitu bahasa yang digunakan pada rubrik pojok atau rubrik kartun.
Berita-berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas:
1.       Berita Langsung (Straight News)
Berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat. Prinsip penulisannya adalah seperti piramida terbalik. Maksudnya, unsur-unsur yang penting dituliskan pada bagian pembukaan atau teras berita. Lalu, bagian-bagian yang kurang penting diuraikan di bawahnya. Mengapa? Karena tujuan penulisan berita langsung ini adalah menyampaikan berita secara cepat, supaya segera diketahui.
Berita langsung ini lazim juga disebut sport news, yakni berita yang dihadapi sendiri oleh sang penulis. Andaikata sang penulis tidak dapat langsung menghadapinya, maka dia dapat merujuk pada persepsi orang lain. Lalu, berdasarkan persepsi orang lain itu, dia mencoba merekonstruksi (menyusun kembali) peristiwa yang akan ditulisnya.

2.      Berita Ringan (Soft News)
Kalau berita langsung mensyaratkan adanya unsur “penting’ dan “keaktualan”, maka berita ringan tidak memerlukan kedua unsur itu, tetapi mementingkan unsur manusia dan peristiwa itu. Jadi, kalau sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai berita langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai berita ringan asal saja memasukkan unsur-unsur manusiawi itu di dalamnya. Yang utama atau ditonjolkan bukan unsur penting dan peristiwa itu, melainkan unsur yang menarik dan menyentuh perasaan pembaca. Maka bisa dikatakan berita ringan dapat tahan lama karena tidak terikat pada keaktualan. Namun, berita ini dapat memberikan atau menimbulkan rasa baru, rasa gembira, rasa sedih, dan sebagainya pada pembacanya.

3.      Berita Kisah (Feature)
Berita kisah atau fitur (feature) adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan Berita kisah mi tidak terikat akan aktualitas. Mengapa? Karena nilai utamanya adalah pada unsur manusiawinya. Jadi, berita kisah ini dapat ditulis dan peristiwa-peristiwa dan masa lalu atau yang sudah lama terjadi. Misalnya, kejadian manusiawinya Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, ataupun Jendral Gatot Subroto. Begitu pun kalau misalnya peristiwa yang terjadi pada masa kini, tidaklah dipersoalkan masa kekiniannya atau waktunya. Jadi, berita kisah ini dapat menyangkut manusia yang sudah almarhum, maupun manusia yang masih hidup.

C.      Penulisan Berita
Penulisan berita, apa pun jenisnya, adalah pekerjaan karang-mengarang. Jadi, kaidah-kaidah karang-mengarang haruslah diterapkan dalam penulisan berita itu, di samping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik.
Rambu-rambu itu berkenaan dengan cara penulisan judul berita, teras berita (lead, intro), tubuh berita (detail), dan bagian penutup. Berikut akan dibicarakan bagaimana menulis semua bagian-bagian berita itu.
1.    Penulisan Judul Berita
Judul berita, disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan “hidup”. Umpamanya, untuk membuat judul lebih “hidup” dan lebih menarik perhatian, lazim dibuat dengan menanggalkan prefiks me- atau prefiks ber- yang ada pada verba atau kata kerjanya; padahal pada bahasa ragam baku kedua prefiks itu harus ditampilkan.
Contoh:
(1)          DPR Akan Panggil Budiono
(2)          Sejumlah Elit Politik Kumpul di Senayan
(3)          DPR Akan Memanggil Budiono
(4)          Sejumlah Elit Politik berkumpul di Senayan
Model (1) dan (2) judul itu lebih sering digunakan karena memberi suasana lebih “hidup” dan lebih menarik dari pada, misalnya, judul (3) dan (4) berikut yang kata keerjanya memiliki prefiks me- dan prefiks ber-.

2.    Penulisan Teras Berita
Dalam jurnalistik Indonesia ada beberapa istilah untuk menyebut Teras Berita (Inggris Lead), yaitu pengantar berita, awal berita, dan intro. Dalam buku ini digunakan istilah Teras Berita, istilah yang ditetapkan oleh kantor berita “Antara” (Rosihan Anwar 1991).
Teras berita adalah bagian yang penting dan sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraf pertama di bawah judul berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau beberapa kalimat (dua atau tiga buah kalimat) yang terikat pada sebuah paragraf. Teras berita ini harus menarik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek.
Teras berita harus menggambarkan isi berita pada tubuh berita (detail). Karena itu, sebuah teras berita meskipun ditulis dalam kalimat-kalimat singkat harus memuat unsur-unsur 5W dan 1H. Unsur mana yang harus ditonjolkan: apakah unsur what, unsur who, unsur why, unsur where, unsur when memang banyak pendapat dengan berbagai alasan.
Namun, ada kecenderungan untuk menonjolkan unsur who dalam teras berita. Lebih-lebih kalau who itu adalah seorang tokoh masyarakat, tokoh nasional, tokoh intenasional, atau juga seorang selebritis yang terkenal. Kebanyakan jurnalis menganggap teras berita dengan menonjolkan unsur who pasti penting.

3.    Penulisan Tubuh dan Penutup Berita
Tubuh atau badan berita merupakan bagian pengembangan dari teras atau keterangan lebih lanjut dari teras. Tubuh berita berfungsi untuk menjabarkan atau merinci tema atau pokok beritanya. Tubuh berita merupakan bagian yang penting dari berita yang utuh dan lengkap.

D.      5W + 1H
Untuk menentukan pokok-pokok isi berita harus memperhatikan unsur-unsur 5W + 1H, sebagai berikut:
1.      Who : berita harus mengandung unsur “siapa”. Dengan kata lain, berita harus mempunyai sumber yang jelas. Jadi, di sini penekanannya adalah sumber berita itu. Siapa” bisa mengacu pada individu, kelompok, antar lembaga. Tidak diperbolehkan membuat berita yang tidak jelas sumbernya. Sebuah berita yang tidak jelas sumbernya akan diragukan kebenaran, kecermatan, dan ketelitiannya.
2.      What : setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya penting untuk mengetahui “apa”yang dikatakannya. Apa” adalah mencari tahu hal yang menjadi topik berita tersebut. Jika menyangkut suatu peristiwa atau kejadian yang menjadi “apa” adalah kejadian atau peristiwa itu.
3.      Where : Berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian; “di mana” terjadinya peristiwa atau fakta itu.
4.      When : unsur penting berikutnya yang harus dikandung sebuah berita adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut.
5.      Why : Keleangkapan unsur sebuah berita harus dapat menjelaskan “mengapa” peristiwa itu sampai terjadi hal ini berkaitan dengan tujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu pembaca mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa.
6.      How : “bagaimana” terjadinya suatu peristiwa juga sangat dinantikan oleh pembaca. Masyarakat yang mengetahui mengapa suatu peristiwa terjadi tentu akan menuntut lebih jauh tentang “bagaimana” peristiwa itu terjadi.

E.       Tujuan Menulis Berita
Esensi kegiatan menulis berita adalah melaporkan seluk-beluk suatu peristiwa yang telah, sedang. atau akan terjadi. Melaporkan di sini berarti menuliskan apa yang dilihat, didengar, atau dialami seseorang atau sekelompok orang. Berita ditulis sebagai rekonstruksi tertulis dan apa yang terjadi.
Peristiwa perlu diberitakan paling tidak berdasarkan dua alasan, yaitu untuk memenuhi tujuan politik keredaksian suatu media massa atau memenuhi kebutuhan pembaca. Tujuan media massa memberitakan suatu peristiwa bermacam-macam. Ada media massa yang lebih rnementingkan tercapainya tujuan ekonomis, yaitu tercapainya penjualan yang tinggi sekaligus perolehan iklan yang tinggi. Informasi yang disampaikan kepada pembaca sengaja dipilih yang berdaya jual tinggi. Apakah informasi yang disampaikan berdampak positif atau negatif bagi pembaca, diserahkan kepada pembaca.
Selain itu. ada media massa yang di samping menghendaki oplah jual tinggi juga ingin agar informasi yang disampaikan bermanfaat bagi peningkatan harkat hidup pembaca. Informasi ini diharapkan dapat membantu pembaca menyesuaikan diri ditengah perkembangan kehidupan. yaitu untuk memperkaya batin dan memperluas perspektif berpikir pembacanya. Informasi ditempatkan sebagai masukan bagi pembaca agar mampu mengantisipasi peruhahan. menghindari hal yang merugikan. serta mampu bersikap dalam memilih secara tepat langkah yang akan diambil.
Ada pula yang menganggap informasi hanya sehagai alat untuk mencapai tujuan ideologis. informasi disampaikan untuk mempengaruhi dan membujuk pembaca agar berhuat serta bersikap sesuai dengan tujuan ideologis yang hendak dicapai. Bagi media massa yang menempatkan tujuan ideologis sehagai hal terpenting. oplah jual yang tinggi bukan prioritas utama.

F.       Layak Berita
Tidak setiap kejadian bisa dijadikan berita jurnalistik. Ada ukuran-ukuran tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian atau suatu peristiwa dalam masyarakat dapat diberitakan pers. ini disebut sebagai kriteria layak berita (news value, news worthy), yaitu layak tidaknya suatu kejadian dalam masyarakat diberitakan oleh pers; atau bernilainya kejadian tersebut bagi pers.
Layak berita atau nilai kejadian merupakan persyaratan awal sebelum menulis berita jurnalistik. ini karena tiada guna menulis berita kalau tidak layak disiarkan surat kabar atau majalah berita. Hal yang menjadikan suatu kejadian atau peristiwa sebagai layak berita adalah adanya unsur penting dan menarik dalam kejadian tersebut. Inilah yang menentukan bahwa kejadian itu akan ditulis sebagai berita jurnalistik. Setiap orang punya persepsi berbeda-beda mengenai hal yang penting dan menarik baginya. Namun demikian, nilai berita yang terkandung dalam kejadian akan menjadi magnet yang menyebabkan pembaca tertarik pada berita yang ditulis.
Secara umum, kejadian yang dianggap mempunyai nilai berita atau layak berita adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur berikut ini:
1.        Significance (penting)
Yaitu kejadian yang mungkin mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.
2.        Magnitude (besar)
Yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.
3.        Timeliness (waktu),
Yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.
4.        Proximity (kedekatan),
Yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.
5.        Prominence (tenar),
Yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca, seperti orang, benda, atau tempat.
6.        Human Interest (manusiawi),
Yaitu kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik, Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Siregar, Ashadi. 2007. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar